Langsung ke konten utama

RESENSI NOVEL MENJADI DJO LENGKAP


 MENJADI DJO



A. IDENTITAS NOVEL

Pengarang   : Dyah Rinni
Penerbit    : Gramedia Pustaka Utama (GPU)
Terbit      : Cetakan pertama, Mei 2014
Tebal       : 296 halaman
ISBN/EAN    : 9786020304472 / 9786020304472


B. SINOPSIS NOVEL

Novel Menjadi Djo karya Dyah Rinni menceritakan tentang persahabatan yang terjalin antar etnis yang berbeda yaitu antara tokoh utama yang beretnis Tionghoa dengan tokoh lainnya yang beretnis Jawa, Batak, ataupun etnis lainnya. Novel Menjadi Djo menceritakan sekilas curahan hati seorang pemuda keturunan Tionghoa yang lahir dan besar di Indonesia. Dia bahkan telah menjadi seorang Direktur Perusahaan Pengiriman Terbesar di Indonesia, Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (Tiki JNE). Bagian satu terjadi pada awal tahun 1960-an, saat A Guan masih menjadi siswa di SD Methodist Medan. A Guan memiliki seorang sahabat yang bernama Yanto yang beretnis Jawa. Yanto adalah anak dari pembantu rumah tangga keluarga A Guan yang sering disebut dengan keluarga Tan. A Guan selalu menghabiskan waktu dengan Yanto untuk bermain atau sekadar memanjat pohon Trambesi untuk membacakan komik untuk Yanto karna sahabatnya itu tidak bisa membaca. Persahabatan antara Djo dan Yanto adalah persahabatan yang tanpa sekat dan tanpa batas yaitu antara anak majikan dengan anak pembantu, antara satu etnis dengan etnis lainnya, antara si miskin dengan si kaya, dan antara yang berpendidikan dengan yang tidak berpendidikan. Kisah mereka juga terjadi pada masa-masa pergolakan politik di Indonesia dan mereka akhirnya berpisah karena kondisi tersebut. A Guan sering diejek atau dihina oleh teman-temannya karena bermain dengan orang pribumi. Lingkungannya memang terkondisikan hanya bergaul dengan orang-orang keturunan Tionghoa. Akan tetapi, A Guan justru lebih senang bermain dengan Yanto, sahabatnya yang setia. Pada bagian satu ini, peranan Yanto hampir sama dengan peranan A Guan sebagai tokoh utama. Mereka berdua hampir memiliki porsi yang sama dalam penceritaan. Pada bagian ini juga Yanto menghilang dalam cerita dan hanya tinggal dalam kenangan A Guan karena keluarga Tan terpaksa harus pindah ke tempat yang paling aman untuk berlindung yaitu Jakarta karena adanya konflik politik G30S-PKI yang sedang terjadi di Indonesia. Etnik Tionghoa dianggap bersekongkol dan bekerjasama dengan PKI untuk menguasai negara Indonesia. Bagian kedua adalah cerita enam tahun kemudian, saat keluarga Tan harus pindah ke Jakarta karena kota Medan yang dirasa sudah tidak aman lagi untuk etnis Tionghoa seperti mereka. Pemerintah indonesia mengeluarkan peraturan terhadap etnik tionghoa untuk berasimilasi (berbaur). Akhirnya, seluruh anggota keluarga Tan harus berganti nama dari nama Tionghoa menjadi nama Indonesia. A Guan pun berganti nama menjadi Djohan. Menjalani masa remaja di Jakarta, Djohan melihat pergaulan remaja Jakarta lebih toleran dan tidak terkotak-kotak. Djohan telah masuk ke Sekolah Menengah Pertama di SMP Pax dan menemukan sahabat barunya yang terdiri dari Corby, Herman, Raymond, dan Kenny. Mereka menamai persahabatan mereka dengan geng Apache. Dalam segala perbedaan baik prinsip, etnis, dan budaya, mereka saling melindungi, saling mendukung, dan saling menyemangati antara x yang satu dengan yang lain walaupun dalam keterbatasan. Djohan juga diperkenalkan dengan beberapa wanita yang membuatnya terkagum-kagum dengan segala kelebihan masing-masing. Tetapi semua wanita yang disukai Djohan pada akhirnya berakhir dengan ikatan persahabatan. Jiwa bisnisnya juga mulai muncul, dengan membuat majalah remaja yang langsung digemari remaja-remaja putri seusianya. Djohan juga sudah mulai jatuh cinta kepada seorang remaja putri bernama Rinai, yang kulitnya hitam manis, tak seperti gadis keturunan Tionghoa lainnya. Akan tetapi, menjelang usia dewasa, ibunya justru menjodohkannya dengan gadis Tionghoa yang bernama Rossie yang masih kerabatnya. Rossie memang telah menyukai Djohan sejak mereka duduk di bangku sekolah dasar tetapi Djohan tidak memiliki perasaan yang lebih dari sekadar teman biasa terhadapnya. Djohan lebih menyukai perempuan pribumi yang berkulit hitam karena Djohan ingin menjadi orang indonesia seutuhnya dan status Indonesianya semakin diakui. Bagian ketiga, cerita berpindah ke tahun 1972, di mana keluarga Djo sudah menjadi warga Negara RI seutuhnya. Di bagian ini, Djo bukan lagi seorang anak manja, ia sudah bertransformasi menjadi seorang laki-laki dewasa dengan persoalan dunia orang dewasa yang lebih rumit. Cerita bagian ini pun menjadi lebih dari sekadar ‘kisah pertemanan’ sebagaimana di dua bagian sebelumnya. Djohan masuk ke jenjang perkuliahan jurusan Akunting, Akademi Perhotelan dan Kepariwisataan Trisakti. Ia bertemu dengan sahabat-sahabat baru yaitu: Syaiful, Hendra Etnis Betawi, Bambang etnis Jawa, dan Jerry Etnis Batak. Mereka sahabat-sahabat yang telah mengajarkan Djohan tentang kenyataan bahwa perbedaan tidak menjadi penghalang suatu persahabatan. Pada akhir cerita, saat Djohan ingin mengungkapkan perasaannya terhadap Rinai yang menjadi wanita yang disukai Djohan sejak masih duduk dibangku SMP, dia pun akhirnya mengetahui bahwa Rinai telah dijodohkan oleh orangtuanya. Sejak saat itu mereka tidak pernah bertemu lagi. Djohan merasa menyesal karena telah mengacuhkan gadis yang baik seperti Rossie yang selalu perhatian, tulus menyayangi dan sabar menantinya.


C. ANALITIK UNSUR INTRINSIK

1. TEMA
      Novel ini mengandung tema persahabatan, percintaan, dan politik.

2. TOKOH DAN PENOKOHAN
·                    ·   A Guan (Djohan) memiliki watak bertanggung jawab, berprestasi, dan     disiplin
·                    · Beng memiliki watak suka mengejek orang lain
Pada kutipan : “Kamu nggak bakat nangkap burung, A Guan” kata A Beng. “Main lompat tali saja sama anak perempuan”
·        Yanto : Rajin dan ulet, Penurut, Bijaksana
Pada Kutipan : “Kerja dulu, baru main. Ngerjain PR dulu, baru main.” Sahut Yanto sembari terus bekerja
·        Bu Bariyem  : Suka bercanda, periang, baik hati
Pada Kutipan : (Bu Bariyem tertawa seraya menggoreng masakannya.”Kalau ayamnya pada mati, kowe kowe kowe aku sayur lho, gendak” )


3. ALUR
Alur yang terdapat dalam novel Menjadi Djo karya Dyah Rinni adalah alur maju karena menceritakan secara runtut dari awal sampai berakhirnya cerita.


4. LATAR ATAU SETTING

Latar Tempat
·         Kebun Belakang Rumah : “Kedai kopi Ho Peng terletak di kebun beaang rumah keluarga Tan.”
·         Kamar Tidur A Guan : “Sembari menegerang, A Guan menggulingkan tubuh ke samping, berusaha bersembunyi dari sergapan sinar matahari yang memasuki kamarnya dengan kekuaran penuh.
·         Sekolah : “ Terdengar derit pintu pagar d'ari besi yang ditutup bersamaan dengan rombongan terakhianak-anak yang masuk ke sekolah.”
·         Ruang Makan : “Di Ruang makan, Mama telah mebuka tudung saji”
·         Medan : “… saat masih remaja dan mencari peruntungan di Medan.”
·         Jakarta : “Djohan memandang ke luar, ke arah Jakarta yang baru beberapa minggu.”
·         Halte Bus : “… Djohan duduk di halte bus dan tertenggun.”
·         Ruko Tua : “ Perlahan Djo mengetuk pintu ruko tua itu.”
·         Kampus Tri Sakti : “… Universitas Trisakti.”
·         Pegunungan : “… hawa dingin pegunungan langsung menyergapnya.”

Latar Waktu
·         Pagi Hari : “Udara pagi ini begitu cerah, hanya menyisakan sedikit awan put di langit.”
·         Siang Hari : “Ia tidak memedulikan panas matahari yang yang mulai menyengat dan membuat pipinya semakin merah menahan panas ataupun keringatnya yang mulai mengalir, membasahi seragam sekolahnya.”
·         Sore hari : “Angit yang tadinya biru terang kini telah berganti dengan semburat langit jingga dan lembayung dengan sentuhanawan putih tipis.”
·         Malam Hari : Djohan merasa beruntung karena malam telah datang, jadi Syaiful tidak memperhatikan reaksi wajahnya.”

Latar Sosial
Kekerabatan dalam novel Menjadi Djo karya Dyah Rinni adalah kekerabatan dengan keluarga yaitu antara tokoh utama A Guan (Djohan) dengan orang tua, saudara, dan sahabatnya yang terjalin dengan baik. Saat kondisi ekonomi keluarga A Guan semakin sulit akibat peristiwa G30S PKI hingga Papa harus menjual mobil Mercy kesayangannya untuk keperluan keluarga. Walaupun kondisi ekonomi keluarga kurang baik, Mama tetap ingin Djohan masuk ke sekolah yang baik karena pendidikan merupakan bekal untuk masa depan. Saat Syaiful yang merupakan sahabat Djohan sedang melakukan shalat dhuha yang merupakan kegiatan beribadah kepada Tuhan dalam ajaran agama Islam. Cinta kasih dalam novel Menjadi Djo karya Dyah Rinni tedapat cinta kasih terhadap keluarga saat Mama menasehati Djohan supaya berhemat kecuali untuk pendidikan. Mama berusaha supaya anaknya mendapatkan pendidikan yang baik sebagai modal untuk masa depan dan cinta kasih terhadap teman saat Djohan mengajak Rinai menonton konser The Bee Gees. Sebenarnya Djohan menaruh hati pada Rinai. Tetapi Rinai tidak menunjukkan kalau ia juga mempunyai perasaan yang sama.


5. SUDUT PANDANG
      Novel berjudul Menjadi Djo ini menggunakan sudut pandang orang ketiga.


6. GAYA BAHASA
      Gaya bahasa remaja pada novel ini mampu membawa pembaca ke sebuah masa di mana para tokohnya hidup saat itu. Ada tiga bagian novel ini yaitu Medan awal 1960-an, Jakarta 1966, dan Jakarta 1972. Hingga kini, isu rasial tetap jadi komoditas untuk memecah kesatuan bangsa. Padahal, apalah arti dari warna kulit yang melekat pada diri Seorang Djo tak ingin dianggap sebagai Tionghoa yang hanya ingin mengambil untung dari pribumi. Baginya, menjadi Indonesia artinya bersahabat tanpa sekat. Sebab ia lahir di bumi Indonesia, ia ingin menjadi sepenuhnya orang Indonesia, diterima menjadi putera bangsa.
Di buku ini pembaca juga jadi bisa lebih tahu bagaimana keadaan kerusuhan tahun 1965 di mana isu komunis yang katanya melibatkan orang Tionghoa, justru membuat suasana makin memanas. Chaos di mana-mana. Bahkan meski sudah berganti nama menjadi nama Indonesia pun, ketentraman masih belum sepenuhnya didapat oleh orang Tionghoa.


7. MAJAS
·         Majas Hiperbola
“ Mamanya gesit, lebih gesit daripada rombongan ksatria berkuda manapun.”
·         Majas Asosiasi
“Tidak seperti dirinya yang akan berubah menjadi udang rebus jika terlalu lama dibawah sinar matahari”
·         Majas Asosiasi
“Ia berkacak pinggang , menatang Swan Tiem bak seekor badak betina yang berani menghadang babi hutan.”
·         Majas Asosiasi
“Bocah bertubuh gemuk itu menatap lurus pada A Guan seperti babi hutan yang bersiap-siap menabrak lawannya.”


SEKIAN DAN TERIMAKASIH :)
.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

MATERI PPKN KELAS 8 BAB DEMOKRASI

BUDAYA DEMOKRASI INDONESIA 1.    Pengertian demokrasi menurut ICJ dan J.Abraham Lincoln. Jawab : ·           ICJ , Demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan yang menjamin hak untuk membuat keputusan yangt diselenggarakan oleh warga Negara melaui wakilnya yang terpilih dan bertanggung jawab kepada rakyat melaui pemilu. ·          Abraham Lincoln, Demokrasi adalah sistem pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.  2.  Unsur unsur rule of law Jawab : ·          Berlakunya supremasi hukum (hukum berada pada kedudukan tertinggi; semua orang tunduk pada hukum). ·          Perlakuan yang sama di depan hukum bagi setiap warga Negara. ·          Terlindungnya HAM oleh Undang-Undang Dasar dan keputusan pengadilan.  3. Syarat  syaratnegara dari pemerintahan yang demokratis. Jawab :  ·          Perlindungan secara konstitusional atas hak-hak warga Negara, berarti hak-hak warga Negara itu dilindungi oleh konstitusi atau UUD. ·         

RESEP DAN CARA MEMBUAT TIWUL MAKANAN KHAS INDONESIA

Pembuatan Tiwu l ·          Sejarah Tiwul Tiwul merupakan makanan tradisional berbahan dasar ketela atau ubi kayu. Di zaman penjajahan Belanda, tiwul merupakan makanan pokok pengganti beras karena masyarakat Indonesia saat itu tidak sempat untuk bercocok tanam apalagi harus bertani. Tiwul yang berbahan singkong dijadikan pengganti beras ketika harga beras tidak terbeli oleh masayarakat Indonesia. Hal ini terjadi pada masa penjajahan Jepang dan pada era 1960-an. Pada masa lalu, tiwul dimakan selayaknya nasi dengan lauk pauk serta sayuran seadanya.   Penduduk pegunungan kidul ( Pacitan, Wonogiri, Gunung Kidul ) dikenal mengonsumsi jenis makanan ini sehari – hari. Tiwul dibuat dari gaplek. Sebagai makanan pokok, kandungan kalorinya lebih rendah daripada beras namun cukup memenuhi sebagai bahan makanan pengganti beras. Tiwul dipercaya dapat mencegah penyakiyt maagh. Saat ini, tiwul dikenal sebagai jajanan pasar yang sangat merakyat. Tiwul cukup mudah ditemui di banyak daerah